Home news Idris dan Emil Saling Lempar Tangan Ihwal Polemik Pembangunan Masjid Raya

Idris dan Emil Saling Lempar Tangan Ihwal Polemik Pembangunan Masjid Raya

101
0

laka gresik – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merespons tudingan Wali Kota Depok Mohammad Idris yang menyebut pembangunan masjid raya di atas lahan SDN Pondok Cina 1 atas permintaan Pemprov Jabar.

Kata pria yang karib disapa Emil itu, dia cuma sekadar mendukung Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Saat itu, Pemkot Depok berharap kepadanya untuk dibantu pembangunan masjid raya gara-gara menerima banyak keluhan berasal dari masyarakat.

“Jadi, Pemkot Depok itu berharap bantuan, yang namanya minta pemberian ya dibantu,” katanya di Bandung, Kamis (17/11).

Dia pun menyanggupi untuk mendukung pembangunan masjid, bersama syarat kasus lahan harus udah rampung.

Seiring berjalannya waktu, dia menerima laporan di tahun lantas kecuali kasus lahan udah selesai, tetapi kenyataan di lapangannya berbeda.

“Saya sanggup laporan tahun lantas lahannya beres. Kalau terrnyata saat ini belum, ada dinamika sosial, ya Pemkot Depok harus merampungkan dahulu,” ujarnya. Eks Wali Kota Bandung itu pun memberikan bahwa dia tidak pernah mempermasalahkan soal wilayah pembangunan, cuma saja syaratnya lahan harus udah selesai.

“Saya tidak pilih-pilih lokasi. Saya cuma dimintai membuatkan, mendukung (membuat) masjid,” ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengutarakan bahwa rancangan pembangunan masjid raya selanjutnya merupakan permintaan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang didasari banyaknya aduan dan laporan berasal dari masyarakat Depok.

“Banyak warga Depok yang mengeluh ke Pak Gubernur, katanya kecuali pulang kerja lebih-lebih orang Islam, mereka kesusahan kecuali berkenan salat. Makanya, saya disuruh melacak tanah oleh Pak Gubernur,” kata Idris di Depok, Selasa (15/11).

Namun, dia menyebut gara-gara tanah di sekitaran Margonda udah di atas Rp 30 juta per meter, untuk itu pihaknya gunakan aset yang udah ada.

“Saya bilang ‘Pak Gubernur saat ini tanah di Margonda udah di atas Rp 30 juta per meter, tidak sanggup membeli gunakan APBN’, kata beliau gunakan aset pemerintah atau tanah negara yang udah ada saja. Ini saran beliau,” jelasnya.

“Nah, kami cari dan dapatlah itu tadi (SDN Pondok Cina 1),” sambungnya. Idris menyebut Pemerintah Provinsi Jawa Barat udah berkomitmen untuk mendukung hibah barang.

“Insyaallah beliau udah prinsip untuk mendukung hibah barang, mereka yang membangunkan, mereka yang membuta DED, nanti kecuali udah menjadi diserahkan ke Pemkot Depok,” tuturnya.