Home bisnis Analisa Budidaya Porang Agar Bisnis Semakin Meningkat

Analisa Budidaya Porang Agar Bisnis Semakin Meningkat

97
0
Analisa Budidaya Porang

Analisa Budidaya Porang – Bertani di sektor pertanian bisa sangat menguntungkan karena memiliki potensi ekspor yang baik. Dikutip dari Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian, tanaman porang yang dalam bahasa latin disebut Amorphophallus oncophyllus Prain ini merupakan jenis tanaman berumbi.

Di Indonesia, porang disebut juga tanaman iles-iles. Sebenarnya tanaman porang merupakan tanaman liar, namun saat ini banyak dipilih masyarakat untuk dibudidayakan karena potensi nilai ekonomisnya. Sebelum diolah alangkah baiknya porang dijarang dulu menggunakan mesin perajang porang agar dapat menghemat waktu.

Tanaman porang merupakan produk ekspor yang dapat dipasarkan ke berbagai negara di dunia antara lain Jepang, Australia, Korea, Sri Lanka, Pakistan, Malaysia, Selandia Baru, Italia dan Inggris. Umumnya porang diekspor dalam bentuk singkong atau tepung.

Permintaan bisnis porang semakin meningkat setelah terungkap seorang petani yang sukses menjadi miliarder dengan menjadi pengekspor akar porang. Namun sebelum terjun ke dunia bisnis porang, berikut beberapa hal yang harus Anda pahami dan ingat.

Menggali Potensi Bisnis Porang

Analisa Budidaya Porang

Seperti disebutkan sebelumnya, manusia baru-baru ini menjadi komoditas ekspor yang populer. Hal ini tentunya membutuhkan perusahaan rakyat karena memiliki peluang keuntungan yang menjanjikan.

Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia dikutip dari situs resminya, tanaman porang memiliki nilai strategis untuk pengembangan karena mendapat tempat di pasar dunia. Data Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada 2018 sebanyak 254 ton dengan nilai ekspor Rp 11,31 miliar.

Namun sayangnya, produksi porang di Indonesia masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspor, karena tanaman liar ini merupakan tanaman asli hutan dan tidak tersebar luas. Sebelumnya, sentra pengolahan tepung porang hanya ada di beberapa daerah di Indonesia, antara lain Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung, dan Maros.

Dari segi harga, harga jual tanaman porang segar di pasaran adalah Rp 4.000 per kilogram. Saat porang segar diolah menjadi keripik porang siap ekspor, harganya bisa mencapai Rp 14.000 per kilogram.

Tentu saja, jika harga jualnya dikalikan dengan jumlah seluruh hasil panen porang akan memberikan nilai yang besar. Setelah mengetahui potensi keuntungan yang bisa Anda petik dari bisnis porang, saatnya memahami cara menanam tanaman porang.

Analisa Budidaya Porang untuk Ide Bisnis

Jika Anda tertarik untuk terjun ke bisnis tanaman porang, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menanam tanaman porang, kutipan dari buku tanaman porang. Pendahuluan, budidaya dan penggunaan:

1. Pengolahan Tanah untuk Persiapan Tumbuh

Tanaman porang terdapat di dalam umbi, sehingga diperlukan kondisi tanah yang gembur dan subur. Pra-perawatan tanah dilakukan tergantung pada jenis benih yang digunakan.

Jika bibit yang digunakan berasal dari umbi, maka perlu dibuat lubang tanam dengan ukuran 60x60x45 cm, dan jarak antar tanaman 90×90 cm. Saat tanaman menghasilkan umbi berukuran kecil hingga sedang, diperlukan jarak tanam 60 x 60 cm.

Sebelum penanaman, lubang tanam ditutup dengan pupuk organik berupa kompos atau pupuk cair. Sedangkan bila bibitnya berasal dari bawang merah, tanah digarap secara intensif dengan jarak 90 cm, lalu ditimbun.

2. Pembibitan dan Jarak Tanam

Perbanyakan benih yang sering terjadi berupa umbi batang atau potongan umbi dengan titik tumbuh. Umbi porang yang akan ditanam harus berukuran cukup besar untuk mempersingkat waktu tumbuhnya, karena jika bibit terlalu kecil akan memakan waktu lebih lama.

Sementara jarak tanam disesuaikan dengan umur panen yang diinginkan petani. Jika ingin memanen umbi porang setelah 8 bulan tanam gunakan jarak tanam 30 x 30 cm, jika ingin memanen setelah 2 tahun tanam gunakan jarak tanam 45 x 45 cm.

Sementara jika ingin memperbaikinya setelah 3 tahun tanam, maka harus dibuat celah yang lebih lebar yaitu 60cm x 60cm. Selain jarak, kedalaman sistem juga harus diperhatikan. Kedalaman penyemaian ditentukan oleh jenis dan ukuran benih yang digunakan.

Biasanya kedalaman yang ideal adalah sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Jika bibit berupa umbi, tidak perlu ditanam terlalu dalam, cukup sekitar 5 cm saja. Kedalaman penanaman bibit berupa umbi kecil sekitar 10 cm.

Benih umbi yang lebih besar, sebaliknya, membutuhkan penanaman lebih dalam sekitar 15 cm dari permukaan tanah.

3. Pengelolaan Air dan Pupuk

Tanaman porang dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang kering dengan kelembaban yang cukup. Untuk menjaga tingkat kelembapan pada area penanaman umbi porang, Anda dapat menggunakan mulsa. Pemberian mulsa dapat mendorong perkecambahan umbi, tajuk yang lebih besar, tinggi tanaman dan hasil ubi jalar yang lebih tinggi.

Selain untuk memenuhi kebutuhan airnya, tanaman porang juga membutuhkan pemupukan hingga siap panen. Pemupukan dapat dilakukan dengan menyebarkan pupuk di sekitar tanaman, tergantung dari ukuran tanaman, jenis pupuk dan dosis yang akan diberikan.

 

Itulah beberapa ulasan dan penjelasan mengenai analisa budidaya porang yang kedepannya akan bermanfaat bagi kesehatan dan bahan industri. Semoga bermanfaat, ya.

Bila anda sedang memerlukan mesin pertanian, mesin perkebunan, mesin perikanan, baik pra atau pasca panen, alat dan mesin olahan makanan, alat laboratorium, anda bisa mengunjungi RumahMesin untuk memesan produk.