Home news Tol Trans Sumatera Untuk Peningkatan Ekonomi Indonesia

Tol Trans Sumatera Untuk Peningkatan Ekonomi Indonesia

96
0

Pada era pemerintahan presiden Joko Widodo pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama yang mana diyakini akan dapat meningkatkan produktifitas perekonomian Indonesia. Salah satu infrastruktur yang dikebut pengerjaannya adalah pembangunan tol trans sumatera.

Tol dengan Panjang 2.818 km ini menghubungkan kota-kota di pulau Sumatera dari Lampung hingga Aceh. Proses pembangunan jalan tol ini masih berlanjut dan diharapkan dapat beroperasi secara penuh pada tahun 2024. Dengan adanya tol trans Sumatera diharapkan proses ditribusi barang dan jasa menjadi lebih mudah dan cepat.

Dalam pelaksanaan pembangunan jalan tol ini banyak dilakuakn pekerjaan timbunan dan mengingat kondisi tanah di wilayah Indonesia ini didominasi dengan tanah lunak maka dilakukan diperkuatan tanah dasar menggunakan material Geotextile woven.

Pembangunan tol trasn Sumatera ini disambut positif oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Arif Budimanta selaku Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menuturkan bahwa Sumatera merupakan Engine of Growth Indonesia dimana berbagai macam produk perkebunan, pertambangan dan migas diproduksi di Sumatera dengan adanya jalan tol akan memudahkan trasnportasi dan mempersingkat waktu tempuh perjalanan.

Sebagian pihak ada yang meragukan dapak pembangunan dari tol trans Sumatera ini sebagai kegiatan yang mubazir karena menganggap aktifitas perjalanan di wilayah Sumatera tidak sepadat di pulau Jawa. Namun hal ini dibantah oleh Ari Kuncoro guru besar FE UI, Beliau berpendapat bahwa pembangunan infrastruktur selama empat tahun terakhir sudah menunjukkan hasil yang signifikan. Inflasi rendah, angka kemiskinan menurun, kesenjangan dan ketimpangan ekonomi menurun. “Inilah infrastructurenomics yang selama ini tidak dilihat orang,”

Efek dari pembangunan infrastruktur telah mengerek naik peringkat Indonesia untuk Index kemudahan berusaha (Index of Ease of Doing Business) melejit dari 106 ke 91. Sedangkan pada 2017 peringkat daya saing Indonesia meningkat dari posisi 41 menjadi 36. Sementara berdasarkan Survei logistic performance index (LPI) tahun peringkat Indonesia meningkat 7 poin menjadi 46 dari 160 negara.

Meskipun Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Singapura pada peringkat 7, Vietnam peringkat 39, dan Thailand di peringkat 32 namun Indonesia telah menunjukan progress yang semakin baik.