Home news Ramai Ojol Pakai BBM Berkualitas Di Balik Kenaikan Pertamax!

Ramai Ojol Pakai BBM Berkualitas Di Balik Kenaikan Pertamax!

98
0

Berita terbaru – Keputusan PT Pertamina (Persero) tingkatkan harga menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) type bensin Pertamax (RON 92) jadi Rp 12.500 per liter per 1 April 2022 dari sebelumnya Rp 9.000 per liter, rupanya tak menyurutkan pengemudi ojek online (ojol) berpaling dari BBM berkwalitas ini.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Sucipto, salah satu mitra pengemudi ojek online di Jakarta.

Menurut Sucipto, di dalam pilih bahan bakar kendaraan bermotor, kualitas jadi hal mutlak yang perlu dipenuhi selagi ini. Apalagi, bagi dia yang setiap harinya perlu berjibaku di jalanan.

Oleh gara-gara itu, bersama terdapatnya kenaikan harga Pertamax yang meraih Rp 12.500 per liter, dapat memadai berpengaruh baginya kali ini.

Sementara, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di SPBU Pertamina Cimanggis yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, Kota Depok terhadap pagi ini tidak kelihatan antrean panjang mobil di jalur pengisian bensin Pertamax maupun Pertalite. Setidaknya, cuma ada satu dua mobil yang hendak isikan bensin RON 92 dan RON 90 tersebut.

Namun, terkandung perbedaan terhadap antrean pengguna kendaraan roda dua. Setidaknya, dari pantauan, terkandung enam pengguna motor yang hendak isikan BBM type Pertamax. Sedangkan, lebih dari 10 motor yang hendak isikan Pertalite.

Kepala Shift SPBU Cimanggis Burhan membeberkan bahwa sejauh ini belum nampak terdapatnya migrasi dari pengguna Pertamax ke Pertalite. Menurutnya, ini berlangsung bisa saja lantaran belum banyak pembeli yang mengerti terdapatnya kenaikan Pertamax terhadap 1 April ini.

“Orang masih banyak yang belum mengerti mungkin. Biasanya sih Senin nanti baru sadar. Antrian semalam kacau sih tapi. Kita operator baru mengerti jam 10 malam pas dibilangin jam 00.00 WIB minyak dapat naik sekian. Wah Rp 12.500? tinggi amat naiknya, kaget termasuk saya,” ujar Burhan selagi ditemui CNBC Indonesia.

Adapun, salah seorang pembeli yang sedang mengantre membeli Pertamax yaitu Dede, mengaku terdampak bersama terdapatnya kenaikan harga Pertamax. Pasalnya, dia senantiasa tekankan performa mesin di dalam berkendara.

“Pastilah! Saya pengguna Pertamax selalu. Karena kan biar motor sedap dipakainya. Kalau Pertalite ndet-ndetan,” kata pria yang termasuk supir ojol itu kepada CNBC Indonesia.

Senada bersama Dede, Bambang termasuk memberikan keluhan yang sama. Sebagai pengemudi ojek online yang senantiasa pilih kualitas dari bahan bakar minyak berkualitas, kenaikan Pertamax memadai berpengaruh signifikan baginya.

Meski begitu, ia belum berencana untuk pindah gunakan BBM type Pertalite. Mengingat, spesifikasi mesin untuk motor terakhir selagi ini memerlukan BBM bersama oktan tinggi.

“Kalau motor baru saat ini ini kasih Pertalite gak kuat, gak ada tarikannya. Spesifikasi lebih ke Pertamax soalnya. Kalau th. lama, masih sanggup gunakan Pertalite,” ujarnya.

Sebelumnya, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) menyebutkan bahwa penyesuaian harga Pertamax sudah mempertimbangkan kekuatan beli masyarakat. Bahkan perusahaan mengklaim harga Pertamax ini lebih kompetitif di dibandingkan harga BBM sejenis dari operator lain.

“Harga Pertamax ini senantiasa lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya.

Menurut Irto penyesuaian ini masih jauh di bawah nilai keekonomiannya. Pasalnya, berdasarkan hitungan Kementerian ESDM bersama mempertimbangkan harga minyak Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 April 2022 diprediksi tembus Rp 16.000 per liter.

Mengutip laman formal Pertamina, selanjutnya daftar harga menjual product Pertamax di 34 provinsi per 1 April 2022:

Misalnya, untuk lokasi Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dari yang sebelumnya Rp 9.000 per liter, kini naik jadi Rp 12.500 per liter.

Kemudian, untuk lokasi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat dari yang sebelumnya Rp 9.200 per liter, naik jadi Rp 12.750 per liter.

Berikutnya, untuk lokasi Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, dan Kodya Batam (FTZ) dari yang sebelumnya Rp 9.400 per liter jadi Rp 13.000 per liter.